Selain metode Keluarga Berencana yang biasa kita dengar seperti IUD, pilihan atau suntikan, ada pula beberapa metode KB alami. Salah satunya menyusui. Bagi sebagian ibu, kesibukan mengurus bayi dan kondisi sehabis melahirkan membuat lupa untuk memasang alat kontrasepsi. Akibatnya, saat si kecil belum genap setahun, ibu sudah hamil kembali. Itu sebabnya mereka yang memberi ASI eksklusif menggunakan masa menyusui sebagai cara mencegah kehamilan. Menyusui dapat menjadi KB alami karena pada masa itu kesuburan ibu menurun.
Hormon prolaktin sebagai pemicu keluarnya ASI dapat menghambat kerja hormon FSH yang bertugas memicu pelepasan sel telur. Karena tidak ada sel telur yang akan dibuahi, maka otomatis kehamilan juga tidak terjadi. Namun, metode ini tidak sepenuhnya efektif. Pertama, karena hanya bekerja saat masa pemberian ASI eksklusif, yaitu pada 6 bulan pertama usia si kecil. Kedua, terkadang ibu tidak menyadari bahwa kesuburannya sudah meningkat walaupun belum mengalami haid, maka resiko kebobolan pun terjadi.
Bagi Ibu yang ingin menjadikan masa memberi ASI eksklusif sebagai metode KB, harus memenuhi tiga syarat. Harus ketiganya ya, kalau salah satu tidak terpenuhi maka metode ini menjadi tidak efektif. Pertama, ibu belum pernah haid sejak melahirkan. Jika di tengah masa menyusui ibu mengalami haid, otomatis metode ini tidak berhasil. Ibu harus mencoba memakai alat kontrasepsi lainnya. Kedua, bayi harus berusia 0-6 bulan, karena pada usia inilah masa pemberian ASI eksklusif terjadi. Ketiga, ibu harus menyusui secara rutin dan langsung, bukan pumping. Jarak menyusui jangan lebih dari empat jam di siang hari dan enam jam di malam hari.
Karena rutinitas inilah yang memicu keluarnya prolaktin secara berkelanjutan. Walaupun misalnya ibu tidak berhasil menjadikan momen menyusui eksklusif sebagai cara KB alami, jangan bersedih hati. Masih ada beberapa cara lainnya, seperti metode kalender, memeriksa cairan mukus, kondom, ataupun ejakulasi di luar. Momen memberi ASI eksklusif akan tetap berharga, ibu memberi yang terbaik demi kecerdasan dan kesehatan si kecil.